Prahara itu datang lagi....
tiba-tiba menyergapku, berusaha menguasai pikiranku, kemudian mengalir disetiap darahku dan membuat aku tersiksa....
aku benci jika ini terjadi...
hanya buat aku sedih, stress, termenung, melamun, gak bisa tidur, dan ujung2nya nangis...
dan aku menyadari sesuatu bahwa aku bisa sangat mencintainya ketika aku kehilangannya...
ngerasa sepi, gak bisa berpaling dengan orang lain, dan terus gelisah memikirkan bagaimana keadaannya...
apa ia baik-baik saja?
apa ia dah gak kesepian lagi?
apa ia sudah bisa mengekspresikan emosi dan perasaannya, gak memendamnya lagi?
apa ia punya masalah saat ini?
apa ia sudah sehat?
apa ia gak sakit lagi?
apa ia sudah sembuh?
apa ia bisa tidur, gak insomnia lagi?
bagaimana dengan kuliahnya?prestasinya?ujiannya?
pulang gak liburan ini?
hari ini ngapain aja, apa gak terjadi sesuatu yang membuat ia kepikiran?
apa hubungannya baik2 saja dengan teman2nya? dengan pacarnya?
apa ia tidak kangen ama aku?
apa maksud semua ini harus terjadi?
apa maksudnya hilang gitu saja tanpa kabar, gak pernah ngehubungin aku?
apa sebenarnya yang ia mau dariku?
permainan kah selama ini?
masih bisa berteman kah?
dan yang paling utama, apa ia bahagia selama ini?
terlalu banyak pertanyaan yang tiap hari tak pernah aku tanyakan pada dia, hanya kutanyakan dalam benak....
setiap keluar dan pergi dengan motor, setiap berhenti dilampu merah, setiap melewati kampusnya, pasti langsung mencari, berusaha mencari sosok yang aku kenal...
selalu begitu?
kapan aku bisa bebas dari itu semua?
kapan aku gak lagi melakukan hal bodoh yang tidak ada hasilnya yang sama selama setahun ini?
waktu dapat menghapus semuanya, tapi mengapa begitu lama?
berusaha melupakan dan gak mau ingat2 lagi malah hanya nyiksa diri!
karna ia selalu tahu kapan harus hadir untuk memporakporandakan aku dan perasaanku...
aku sedikit menyesal datang ke Jogja...
aku sedikit menyesal Tuhan mengabulkan permohonanku untuk bisa berada di Jogja...
dan aku melanggar janjiku dengan Tuhan...
aku berjanji akan menerima segala hal yang akan terjadi, apa aku bisa bersama dia atau tidak, asalkan aku berada di Jogja...
aku kira aku sanggup..
ternyata aku gak sanggup dan gak kuat seperti yang aku kira...
aku melanggar janjiku dengan Tuhan...
kusadari apa yang baik bagiku belum tentu itu baik bagiku sepenuhnya...
aku terlalu memaksa Tuhan untuk bisa membuat aku berada di Jogja..
dan ketika itu terkabulkan, semuanya gak berjalan sesuai dengan fikiranku...
dan aku menyesal...
kuberharap semuanya bukan berbuah penyesalan, pasti ada yang indah...
tiba-tiba menyergapku, berusaha menguasai pikiranku, kemudian mengalir disetiap darahku dan membuat aku tersiksa....
aku benci jika ini terjadi...
hanya buat aku sedih, stress, termenung, melamun, gak bisa tidur, dan ujung2nya nangis...
dan aku menyadari sesuatu bahwa aku bisa sangat mencintainya ketika aku kehilangannya...
ngerasa sepi, gak bisa berpaling dengan orang lain, dan terus gelisah memikirkan bagaimana keadaannya...
apa ia baik-baik saja?
apa ia dah gak kesepian lagi?
apa ia sudah bisa mengekspresikan emosi dan perasaannya, gak memendamnya lagi?
apa ia punya masalah saat ini?
apa ia sudah sehat?
apa ia gak sakit lagi?
apa ia sudah sembuh?
apa ia bisa tidur, gak insomnia lagi?
bagaimana dengan kuliahnya?prestasinya?ujiannya?
pulang gak liburan ini?
hari ini ngapain aja, apa gak terjadi sesuatu yang membuat ia kepikiran?
apa hubungannya baik2 saja dengan teman2nya? dengan pacarnya?
apa ia tidak kangen ama aku?
apa maksud semua ini harus terjadi?
apa maksudnya hilang gitu saja tanpa kabar, gak pernah ngehubungin aku?
apa sebenarnya yang ia mau dariku?
permainan kah selama ini?
masih bisa berteman kah?
dan yang paling utama, apa ia bahagia selama ini?
terlalu banyak pertanyaan yang tiap hari tak pernah aku tanyakan pada dia, hanya kutanyakan dalam benak....
setiap keluar dan pergi dengan motor, setiap berhenti dilampu merah, setiap melewati kampusnya, pasti langsung mencari, berusaha mencari sosok yang aku kenal...
selalu begitu?
kapan aku bisa bebas dari itu semua?
kapan aku gak lagi melakukan hal bodoh yang tidak ada hasilnya yang sama selama setahun ini?
waktu dapat menghapus semuanya, tapi mengapa begitu lama?
berusaha melupakan dan gak mau ingat2 lagi malah hanya nyiksa diri!
karna ia selalu tahu kapan harus hadir untuk memporakporandakan aku dan perasaanku...
aku sedikit menyesal datang ke Jogja...
aku sedikit menyesal Tuhan mengabulkan permohonanku untuk bisa berada di Jogja...
dan aku melanggar janjiku dengan Tuhan...
aku berjanji akan menerima segala hal yang akan terjadi, apa aku bisa bersama dia atau tidak, asalkan aku berada di Jogja...
aku kira aku sanggup..
ternyata aku gak sanggup dan gak kuat seperti yang aku kira...
aku melanggar janjiku dengan Tuhan...
kusadari apa yang baik bagiku belum tentu itu baik bagiku sepenuhnya...
aku terlalu memaksa Tuhan untuk bisa membuat aku berada di Jogja..
dan ketika itu terkabulkan, semuanya gak berjalan sesuai dengan fikiranku...
dan aku menyesal...
kuberharap semuanya bukan berbuah penyesalan, pasti ada yang indah...